Sel darah putih adalah bagian tubuh yang berperan untuk melawan penyakit. Namun kelebihan sel darah putih bukan menjadikan tubuh semakin kebal terhadap penyakit. Sebaliknya, kondisi ini menandakan adanya ketidakseimbangan dan gangguan yang dapat berbahaya.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis sel darah: sel darah merah yang membawa oksigen, platelet(trombosit) yang membuat darah dapat membeku, serta sel darah putih (leukosit) yang membantu tubuh memerangi infeksi.Terdapat 5 jenis utama sel darah putih yakni: basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit. Setiap jenis sel darah putih tersebut memiliki peran dalam sistem kekebalan tubuh. Leukositosis adalah situasi saat seseorang memproduksi sel darah putih lebih banyak dari kadar normal. Umumnya, orang dewasa yang memiliki lebih dari 11.000 sel darah putih atau leukosit dalam tiap mikroliter darah sudah dikategorikan tinggi.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar sel darah putih ini. Biasanya, kelebihan sel darah putih tersebut ditemukan saat dokter hendak mendiagnosis dan mencari penyebab gejala tertentu yang dikeluhkan pasien, misalnya demam. Hasil pemeriksaan ini dan hasil tes lanjutan lain kemudian menentukan penyebab gejala yang Anda alami.
Peningkatan produksi sel darah putih ini ternyata dapat disebabkan berbagai hal, mulai dari yang ringan hingga berat, yaitu:
- Tubuh mengalami infeksi bakteri atau pun virus. Namun demikian, virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh justru akan mengurangi jumlah leukosit tertentu, lebih tepatnya yaitu sel CD4.
- Konsumsi obat-obatan seperti kortikosteroid tertentu. Namun penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang justru dapat menurunkan kadar sel darah putih.
- Kanker jenis tertentu seperti leukemia.
- Peradangan seperti rheumatoid arthritis.
- Reaksi alergi atau stres.
- Beberapa penyakit pernapasan seperti tuberkulosis ataupun batuk rejan.
- Polisitemia vera yaitu kondisi langka di mana tubuh memproduksi sel-sel darah secara berlebih.
Peningkatan produksi sel darah putih sebenarnya merupakan bentuk pertahanan tubuh terhadap reaksi-reaksi dari luar yang dianggap dapat berbahaya. Reaksi asing ini berupa infeksi, reaksi alergi, terjadi cedera/trauma. Ketika tubuh terluka, maka risiko masuknya benda asing dan bakteri menjadi lebih tinggi. Itulah sebabnya tubuh memproduksi lebih banyak sel darah putih. Stres, kebiasaan merokok, dan kehamilan juga dapat meningkatkan jumlah sel darah putih.
Infeksi sering kali menimbulkan peningkatan sel darah putih, biasanya disebabkan oleh bakteri, dan beberapa jenis virus. Meskipun jarang, infeksi dapat pula disebabkan oleh jamur dan parasit. Peningkatan sel darah putih pada saat terjadi infeksi adalah bentuk reaksi tubuh untuk melawan reaksi asing tersebut.
Untuk menentukan penyebab kelebihan sel darah putih, biasanya dokter juga akan menyarankan pemeriksaan hitung jenis (differential count) sel darah putih. Prosedur ini untuk memantau jenis sel darah putih yang meningkat. Neutrofil seringkali meningkat pada infeksi bakteri, basofil dan eosinofil dapat meningkat pada kondisi alergi atau infeksi parasit seperti cacing. Namun perlu diingat, setiap penyakit infeksi memiliki ciri khas sendiri yang tercermin dari pemeriksaan darah. Untuk menentukan kemungkinan penyebab infeksi, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Di antara berbagai penyakit dan kondisi di atas, leukemia adalah salah satu kondisi yang patut diwaspadai. Leukemia adalah kanker sel darah putih di mana terjadi kelainan yang menyebabkan jumlah sel darah putih meningkat drastis dan tidak dapat berfungsi dengan normal. Tubuh penderita leukemia memproduksi sel darah putih pada sumsum tulang lebih dari yang dibutuhkan, sehingga bukannya memerangi infeksi, sel darah putih berlebih ini justru mengganggu kerja organ tubuh.
Gejala yang mungkin terjadi pada penderita leukemia yakni: anemia atau tampak pucat, sering merasa letih dan berkunang-kunang, perdarahan spontan (sering mimisan, perdarahan pada gusi tanpa sebab yang jelas), nyeri pada tulang dan sendi, penurunan berat badan tanpa diketahui penyebabnya, pembengkakan kelenjar getah bening, sering demam, dan mudah memar.
Kondisi ini lebih sering dialami pria dan lebih umum terjadi pada ras Kaukasia. Pada sel darah putih yang terserang leukemia, sel-sel tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik. Secara umum, penyakit leukemia dibedakan menjadi tipe akut dan kronis. Leukemia limfositik akut biasanya lebih sering terjadi pada anak-anak, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Pada orang dewasa, leukemia jenis ini lebih sulit ditangani Leukemia limfositik kronis umumnya diderita oleh orang yang berusia di atas 60 tahun, leukemia jenis ini hampir tidak pernah ditemukan pada anak-anak.
Penyebab leukemia tidak diketahui secara pasti sehingga , tidak ada hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. Tetapi diketahui, mutasi DNA pada sel-sel di dalam sumsum tulang diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya leukemia. Namun beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, riwayat keluarga dengan penyakit leukemia, dan paparan bahan kimia tertentu dapat memicu perkembangan kondisi ini. Terapi radiasi yang digunakan untuk menangani kanker bahkan dapat memicu leukemia.
Mengingat berbagai penyebab yang mungkin terjadi, pastikan Anda mendapat penjelasan dan penanganan dokter begitu mengetahui bahwa tubuh Anda mengalami gejala-gejala di atas. Terlebih jika terdapat faktor risiko yang mendasarinya. Kelebihan sel darah putih kadang kala tidak bergejala jika penyebabnya tidak diketahui dengan pasti. Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
0 komentar:
Posting Komentar